HEADLINES NEWS :

Anda Kurang Informasi?

cuma asybook situs yang menyajikan berbagai macam informasi, mulai dari Berita, Pengetahuan dan Artikel menarik lainya.

services for your logistic needs

Alpha Pacific Transportation Group has been connecting Indonesia to the world. We pride ourselves as innovative solution providers to our partners and customers in gaining access to Indonesia. alphapacificgroup.com.

lets exchange ads

asybook provides space for your ads. Please click on the image or contact us in the comments field - asads.

Earn money from your blog

Ad5ve is targeted to global advertisers. We have partnerships with multiple websites spread across the world, that allocate areas on it's pages to display ads processed by Ad5ve. - http://www.ad5ve.com.

Free Sign Up

berbahagialah! Karena asybook kini mengundang anda untuk bergabung menjadi penulis, setiap penulis akan mendapat link aktif dan existensi yang luar biasa. Gabung sekarang!

Rumah IMPIAN Anda! Konsep Resort Terbaik

Dengan lahan seluas 1,2 hektar, Club house sebagai ikon. de'minimalist sentul resort. www.deminimalist.com

Anda butuh jasa desain grafis murah?

Dengan menggunakan jasa desain anda dapat menghemat waktu dan mendapatkan hasil desain yang berkualitas karna di desain oleh desainer profesional.

mohon

Membuat Banner Animasi Sederhana dengan Photoshop Cs6

Tutorial kali ini kita akan mencoba Membuat Banner Animasi Sederhana dengan Photoshop Cs6, kita dapat membuat banner promosi suatu produk atau desain logo web dan lainnya sesuai dengan suasana hati...ada yang perlu di ingat, tidak semua aplikasi Photoshop bisa membuat banner seperti ini, biasanya yang sering kita jumpai banner biasa dengan efek yang kurang menarik atau hampir sama sekali tidak ada fade motion nya.. hanya cupiklan gambar yang berotasi bergantian dalam satu frame.

Kali ini asybook akan memberikan cara membuat banner animasi yang mudah-mudahan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Okey tidak banyak ching chong 
lagi langsung saja..

  1. Buka program Photoshopnya (harus Cs 6) 
  2. File > New > disini saya menggunakan ukuran 468 x 60 lalu klik OK (backgournd sesuai pilihan)
  3. Buat layer Text { CTRL+T ) Buat Teks Sesuai keinginan anda
  4. Menyusun posisi Layer Text sesuai desain anda ( akan tampak seperti gambar di bawah )

Langkah ini yang akan membuat banner anda bergerak Pilih menu Windows > Timeline > Create Video Timeline.

Maka akan tampak seperti di bawah ini

Berikutnya Fokus pada Langkah Timeline
  1. Klik Icon Segitiga
  2. Klik Keyframe Animation “OPACITY”
  3. Ubah Nilai Opacity hingga 0%
  4. Geser Splitline ( menentukan kecepatan gerak objek, semakin jauh semakin lambat ) 
  5. Klik keyframes, maka otomatis akan muncul keyframes ke dua
  6. Ubah lagi Nilai Opacity menjadi 100% 
 Supaya Lebih Jelas, perhatikan gambar dibawah ini
 
 
Ulangi langkah di atas sesuai yang anda inginkan.
Dan lakukan juga langkah di atas pada layer “Membuat Banner Animasi dengan Photoshop Cs6"
Untuk layer “Shape Putih” saya menggunakan Keyframe animasi “POSITION” 
Ini langkahnya 

  1. Geser shape hingga keluar canvas
  2. Klik Keyframe Animation “POSITION”  
  3. Geser Splitline ( menentukan kecepatan gerak objek, semakin jauh semakin lambat ) 
  4. Geser shape memasuki canvas hingga tampak seperti semula.

Ulangi langkah di atas sesuai yang anda inginkan.

Langkah terakhir anda tinggal menyimpannya dalam bentuk .gif 
Caranya:
  • CTRL+ALT+SHIFT+S lalu setting seperti gambar di bawah ini  

  • Sesuaikan seperti kolom yang sudah di tandai pada gambar di atas. 
  • Lalu Klik Tombol SAVE  
Hasilnya :


"Cukup sekian dulu tutorial dari saya,
Selamat mencoba, apabila ada yang kurang jelas silahkan berkomentar di bawah page ini"



Seorang Anak Menggendong Ibunya saat Melakukan Thawaf

Ilustrasi : www.pulsk.com
DIKISAHKAN - pada suatu hari ada seorang laki-laki yang sedang berada di Baitul Haram. Ia sedang menggendong ibunya yang sudah tua, buta dan tidak bisa bergerak. Ia menggendongnya sambil mengelilingi Ka’bah untuk melakukan thawaf dan mengucapkan talbiah.

Kisah ini terjadi pada zaman Umar r.a.. pada saat itu Umar sedang berada di Baitul Haram yang ditemani oleh Ali bin Abi Thalib dan para sahabat lainnya. Ia melihat laki-laki yang tengah menggendong ibunya. Umar r.a. dan para sahabat lainnya merasa keheranan dengan yang dilakukan laki-laki ini. Kemudian, anak muda ini berkata, “Aku tidak peduli jika ia menjadikan aku sebagai binatang tunggangannya. Karena yang sedang aku lakukan adalah sebuah upaya untuk membalas sebagian utangku kepadanya sepanjang hidupku.” Setelah itu ia melantunkan ucapan talbiah, “Labbaikallahumma Labbaik.” (wahai Tuhanku, aku penuhi panggilan-Mu kepadaku).

Menyaksikan perbuatan laki-laki tersebut, Umar r.a. berkata, “Marilah kita ikut melakukan thawaf. Sekarang ini adalah waktu turunnya rahmat dan ampunan dari Allah. Mudah-mudahan dengan keberkahan bakti laki-laki ini kepada ibunya yang telah tua ini, kita juga mendapat rahmat dan ampunan dari Allah Swt.”

Akhirnya umar dan para sahabat lainnya mengelilingi Ka’bah dan mengucapkan talbiah bersama-sama.

Dari kisah tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa, ketika Allah ridho kepadamu, ia akan mencurahkan rahmat dan ampunannya untukmu. Jika seseorang berbakti kepada kedua orang tuanya, maka ia akan hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
Semoga kita senantiasa menjadi anak yang mampu berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Membuatnya bahagia, tidak menyakiti dan membuatnya sedih.
Sumber : 40 Kisah Pengantar Anak Tidur/Najwa Husein Abdul Aziz/Gema Insani

 

25 FATWA ULAMA AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH (seri 1)

https://app.box.com/s/sb8zdb4391g7wergm89s

Download e-book Gratis berjudul 25 FATWA ULAMA AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH oleh Asy-Syaikh Ubaid bin Abdillah Al-Jabiry hafizhahullah

25 FATWA ULAMA 
AHLUS SUNNAH WAL JAMA'AH
-SERI1-

Ditulis Oleh:
Asy-Syaikh Ubaid bin Abdillah Al-Jabiry hafizhahullah
BOLEHKAH SHALAT DI MASJID AHLI BID’AH 
(Asy-Syaikh Abdullah Al-Bukhary hafizhahullah)

Pertanyaan: 

Semoga Allah melimpahkan kebaikannya kepada Anda, wahai syaikh kami, di negeri kami terdapat dua masjid, salah satu dari keduanya milik Ahlus Sunnah sedangkan yang lainnya milik ahli bid’ah, maka bolehkah bagi saya untuk mengerjakan shalat di masjid ahli bid’ah kadang-kadang saja, tujuannya untuk menasehati orang-orang awam? Semoga Allah membalas Anda dengan kebaikan

Jawaban:
Orang-orang awam yang ingin engkau nasehati itu –baarakallahu fiikum– jika mereka tidak mengetahui keadaan ahli bid’ah tersebut berupa kesesatan yang ada pada mereka dan engkau orang yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan nasehat dan menjelaskan kebenaran kepada mereka serta mengingatkan mereka dengan ajaran As-Sunnah, maka tidak mengapa engkau menasehati mereka jika engkau benar-benar memiliki kemampuan untuk melakukannya, jika orang-orang awam tersebut tidak mampu untuk membedakan dan tidak mengetahui mana yang benar dan mana yang bathil. 


Sering Mual saat Puasa? Ikuti Tips ini

Sepertiga bulan Ramadan telah kita lalui. Beberapa orang tak jarang ada yang mengalami sedikit kendala seperti mual atau cepat lapar sehingga kurang bersemangat dalam beraktivitas. Mungkin ada yang salah saat Anda mengonsumsi makanan saat sahur.

Sedikit tips disampaikan oleh ahli gizi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Asep Ahmad Munawar. Saat sahur pandai-pandailah mengonsumsi makanan mengandung protein hewani seperti ; daging, telur dan ikan. Adapun protein nabati yakni makanan yang berasal dari olahan tempe dan tahu.
"Pada dasarnya yang harus dikonsumsi saat sahur adalah gizi seimbang, namun protein sangat disarankan. Karena dengan konsumsi protein saat sahur energi yang diolah akan tahan lama sehingga orang berpuasa tidak terlalu cepat lapar," katanya.

Disarankan juga sahur mengonsumsi menu sayuran dan buah-buahan. Serat pada sayuran dan buah-buahan relatif lebih lama untuk dicerna tubuh. Sehingga saat perut selama hampir 14 jam lebih kosong, tidak akan mudah keroncongan.

"Tapi porsi makanan juga tidak boleh berlebihan. Dan diakhiri dengan konsumsi air putih 8 gelas sehari," ungkapnya.

Selain makanan yang disarankan tadi, dia menganjurkan beberapa makanan yang harus dihindari. Di antaranya adalah makanan berpengawet dan pedas. "Itu akan meningkatkan asam lambung dan menimbulkan mual saat puasa," ungkapnya.

Jika beberapa tips yang disarankan dapat dijalankan dengan baik, bukan tidak mungkin rasa lapar saat puasa tidak akan datang. Semangat beraktivitas juga tak akan terganggu.

Nah, untuk menu buka puasa lanjut dia, makanan yang dianjurkan dikonsumsi adalah karbohidrat murni karena dengan cepat dapat mengembalikan energi yang sempat hilang. "Seperti bahan yang memiliki olahan gula, madu," ungkapnya. "Dengan karbohidrat murni energi untuk melanjutkan aktivitas tarawih akan kembali bugar."


Tips Puasa Untuk Ibu Hamil di Bulan Ramadhan

Tips Puasa Untuk Ibu Hamil — Banyak penelitian yang telah membuktikan bahwa berpuasa berdampak sangat baik bagi kesehatan seseorang. lalu bagaimana dengan ibu yang hamil? apakah berpengaruh kepada kesehatan sang ibu atau anak dalam janinnya? Jawabnnyak ialah Aman, selama sang ibu juga dalam kondisi sehat/fit. Seperti dilansir oleh situs kesehatan Bidanku.com:

“Selama ibu hamil telah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan sehat dan telah dikonsultasikan dengan ahlinya, maka ibu hamil diperbolehkan untuk melakukan puasa khususnya selama bulan ramadhan.”

Sedang tidak berpuasa-pun, seorang wanita yang sedang hamil sudah seharusnya senantiasa menjaga kehamilannya dengan berbagai perlakuan-perlakuan khusus, terlebih lagi wanita yang sedang hamil, setuju bukan? Maka diperlukan kiat-kiat khusus agar kandungan wanita hamil tetap sehat selagi menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan.
 
Penelitian Mengenai Bayi Yang dikandung Ketika ibu Berpuasa
  • Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa berat tubuh bayi baru lahir tidak dipengaruhi oleh kondisi berpuasa atau tidak berpuasanya sang ibu ketika hamil, begitu pula dengan IQ sang bayi. 
  • Dalam beberapa kajian pula menyatakan bahwa sampel darah ibu hamil yang berpuasa dan tidak berpuasa memang menunjukan perubahan namun hal ini tidak berbahaya bagi kesehatan ibu dan dan anak. 
Tips Berpuasa Untuk Ibu Hamil
Sahur Bagi Ibu Hamil
  • Bagi ibu hamil ketika sahur sebaiknya meminum air putih sebanyak-banyaknya.
  • Meminum segelas susu ketika sahur dapat mengurangi ancaman anemia bagi ibu hamil.
  • Ibu Hamil sebainya tidak memakan makanan yang manis ketika sahur agar tidak lemas atau merasa cepat lapar akibbat insulin shock.
  • Buah-buahan juga wajib ada pada menu sahur ibu hamil, agar BAB lancar sehingga mencegah potensi wasir yang sering terjadi pada ibu hamil.
  • Makanan yang pedas tidak disarankan untuk ibu yang sedang hamil. 
 
Ketika Puasa Bagi Ibu Hamil
  • Puasa yang dijalankan dengan niat bulat dan bergembira menjadikan resiko stress terjadi lebih kecil, dan ini hal baik bagi ibu hamil.
  • Istirahat yang cukup sangat disarankan bagi ibu hamil yang sedang berpuasa.
  • Ketika terjadi hal-hal dibawah ini sebaiknya ibu hamil segera membatalkan puasa:
  1. Muntah-muntah lebih dari 3 kali dan
  2. Mengalami diare yang diikuti rasa mulas dan melilit
  3. Mengalami mimisan karena pembuluh darah pecah pertanda kondisi tubuh sudah tidak stabil
  4. Lemas, pusing diikuti dengan mata yang berkunang-kunang pertanda hipoglikemia dikhawatirkan janin mengalami kekurangan gizi.=
  5. Mengalami keringat berlebih khususnya keringat dingin pertanda bahwa tubuh bahwa kondisi fisik ibu hamil sudah tidak kuat lagi untuk berpuasa 
 
Berbuka Puasa Bagi Ibu Hamil 
  • Berbuka bagi ibu hamil tidak jauh berbeda dari yang sedang tidak hamil. Berbuka dengan yang manis diperbolehkan untuk ibu hamil guna meningkatkan gula darah, namun perlu dibatasi.
  • Untuk ibu hamil agar kerja lambung normal maka disarankan untuk tidak meminum minuman dingin.
  • Setelah Magrib dan makanan sudah “turun”, dianjurkan ibu hamil untuk makan dengan porsi yang lebih besar.
  • Sebelum tidur, ibu hamil juga disarankan untuk makan ringan dan minum minuman hangat agar tubuh dapat memproses produksi ASI. 
 

4 Tips Perawatan Bagi Gigi Berlubang Agar Tidak Bau

Gigi berlubang merupakan masalah yang sangat sering dialami oleh orang didunia ini, bahkan sebagian orang hanya membiarkannya saja sehingga lama kelamaan lubang pada gigi menjadi besar dan berbau bahkan bisa menimbulkan rasa sakit. Biasanya gigi berlubang ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah karena kurangnya memperhatikan kebersihan gigi atau malas menyikat gigi sehingga kuman berkembang biak dan menyebabkan kerusakan pada gigi secara perlahan.

 
Namun tahukah Anda bahwa selain kurang nyaman dalam menyantap makanan ternyata gigi berlubang yang telah membusuk bisa menimbulkan bau yang tak sedap pada mulut. Tentu saja hal ini bisa mengurangi rasa percaya diri kita bukan ? nah, dibawah ini ada 4 tips untuk merawat gigi berlubang agar tidak bau.

1. Rajin Menggosok Gigi
Gigi berlubang merupakan tempat kuman bersarang sehingga harus dibersihkan secara teratur setiap hari agar kuman tersebut tidak berkembang lebih banyak lagi. Untuk membersihkan gigi berlubang ini sebaiknya menggunakan sikat gigi berbulu halus agar tidak menimbulkan rasa sakit pada gigi Anda.

2. Gunakan Mouthwash
Mouthwash atau obat kumur merupakan salah satu cara ampuh untuk mencegah bau mulut akibat gigi berlubang. Selalu gunakan obat kumur ketika sesudah menggosok gigi karena hal ini mampu membersihkan bakteri di sela-sela gigi termasuk pada lubang gigi Anda.

3. Sering Mengkonsumsi Air Putih
Mengkonsumsi air putih tidak hanya baik bagi kesehatan ginjal tetapi juga ampuh untuk menetralisir bakteri didalam mulut sehingga dengan rajin mengkonsumsi air putih maka sudah cukup untuk menghilangkan bakteri yang singgah pada gigi.

4. Tambal Gigi
Nah cara yang terakhir yaitu dengan tambal gigi. Cara ini sangat ampuh dan efektif karena gigi yang berlubang ditutup atau ditambal sehingga bakteri tidak bisa bersarang dan mengendap di lubang gigi Anda. Sikat gigi saja tidak akan cukup untuk mengatasi masalah bau mulut akibat gigi berlubang, kita harus benar-benar menutup sumber masalah tersebut. So, sebelum melakukan penambalan gigi maka konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter gigi Anda terlebih dahulu.

Itulah 4 tips perawatan gigi berlubang agar tidak bau
Semoga Bermanfaat


Yamaha Resmi Luncurkan Byson FI, Harganya?

Jakarta - PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) akhirnya meluncurkan model sepeda motor terbaru dari Byson. Salah satu yang menjadi andalan sport touring Yamaha yang satu ini telah mengusung teknologi Fuel Injection.

Menurut Dyonisius Beti, Exexutive Vice President YIMM, All New Byson Fuel Injection sengaja diluncurkan untuk menambah produk Yamaha terlebih untuk menguasai pasar sepeda motor sport di Tanah Air.

"Tak sekedar All New, Byson ini juga mengalami ubah dengan sudut-sudut tajam dan berotot," ujar Dyonisius saat peluncurannya di kawasan Ancol, Jakarta, Kamis 17 Juni 2015.

Pria yang akrab disapa Dyon ini juga mengklaim bahwa All New Byson memiliki keunggulan mulai dari Aggressive Muscular Design, Aggressive Performance dan Aggressive DNA Cruiser.

Karena mengusung sistem bahan bakar Fuel Injection, Byson anyar ini selain lebih cepat, namun soal konsumsi bahan bakar lebih irit, ditambah dengan hadirnya Eco Indicator yang terpasang pada Speedometer.

All new Byson ini juga disebut memiliki bobot yang lebih ringan 3kg dari model lawas. Alhasil, untuk dibawa ngebut akan lebih cepat dari model sebelumnya.

Untuk memberikan pilihan kepada konsumen Byson Fuel Injection hadir dalam tiga pilihan warna yaitu black fighter, red combat dan silver bold. Soal harga, sepeda motor ini dibanderol Rp21,65 juta on the Road Jakarta.


Google Akui Palestina Sebagai Negara Merdeka

Google telah mengubah tagline pada laman muka Google Palestina dari sebuta 'Wilayah palestina' Menjadi 'Palestina'. Hal ini menandakan Google telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka

Surat kabar the daily Mail melaporkan, Jum'at (3/5), langkah ini mengikuti perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada November tahun lalu yang meningkatkan status palestina dari 'pengamat' menjadi 'negara Non-anggota'.

Hasilnya, bagi siapa saja masuk ke laman Google.ps maka akan melihat kata 'Palestina' dalam bahasa Arab yang ditampilkan dibawah logo Google.

Juru bicara Google, Nathan Tyler, mengatakan pihaknya telah mengubah nama dari 'Wilayah Palestina' Menjadi 'Plestina' Diseluruh produknya.

"Kami sudah berkonsultansi dengan sejumlah pihak dan otoritas ketika ingin menamakan Palestina. Dalam kasus ini, kita mengikuti PBB, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO), dan organisasi internasional lainnya," ujar Tyler.

Meskipun langkah untuk meningkatkan status Palestina menjadi negara non-anggota dari PBB telah merubah sedikit keadaan di dalam masalah wilayah, namun langkah peningkatan status ini telah membawa potensi yang berarti.

Sementara Israel mengatakan status Palestina menjadi sebuah negara harus dicapai melalui negosasi, bukan secara sepihak.

"Padahal Google bukanlah sebuah badan diplomatik dan yang menimbulkan pertanyaan adalah kenapa merekan terlibat dalam politik internasional dan dalam hal ini kontroversial," Kata Juru bicara Kementrian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, Seperti dilansir stasiun televisi CTV News.


Hukum Puasa Wanita Hamil Jika Berdampak Negatif

Apakah diperbolehkan bagi orang hamil berpuasa Ramadan dan Asyura (10 Muharram)?
Saya nasehati isteriku agar tidak berpuasa selama Ramadan, dan dia tidak melakukannya, karena dirinya sedang hamil. Kondisinya sangat lemah, disamping itu dia mengalami darah rendah selama hamil. Di penghujung Ramadan dia keguguran, yaitu pada minggu kedua belas (bulan ketiga kehamilan). Apa hukum terkait dengan hari-hari yang dia berbuka di bulan Ramadan? Apakah harus diqada sebelum (memasuki) Ramadan depan? Apakah memungkinkan dia berpuasa seperti biasa dikala hamil? Dia memaksa terus untuk berpuasa disela-sela kehamilan. Jika ada keterangan medis bahwa puasa tidak membahayakan janin, akan dapat membatu dalam masalah ini.

Alhamdulillah.

Wab’du.

Dalam pertanyaan di atas ada tiga hal, yaitu :

  • Hukum berbuka (puasa) bagi wanita hamil di bulan Ramadan.  
  • Apa dampak keguguran di bulan Ramadan.  
  • Hukum qada setelah Ramadan.

Adapun berkaitan dengan wanita hamil, dibolehkan berbuka puasa kalau dia khawatir, menurut perkiraan kuat, membahayakan dirinya atau diri dan anaknya. Bahkan wajib berbuka kalau dia takut binasa pada dirinya atau kepayahan yang sangat. Konsekwensinya, dia harus mengqada tanpa membayar fidyah (memberi makanan kepada fakir miskin). Hal ini sesuai dengan kesepakatan para ulama fiqih.

Berdasarkan firman Allah; “Dan janganlah kalian membunuh diri kalian”

Dan firmanNya: “Dan janganlah kalian campakkan diri kalian kepada kebinasaan.”


Mereka juga bersepakat bahwa wanita dalam kondisi seperti ini tidak membayar fidyah. Karena dia kedudukannya seperti orang sakit yang takut kepada dirinya. Adapun kalau dia takut terhadap janinnya saja, maka sebagian ulama berpendapat: Dia dibolehkan berbuka dan diharuskan mengqada serta membayar fidyah (yaitu memberi makanan kepada orang miskin untuk setiap harinya).

Sebagaimana terdapat riwayat dari IbnuAbbas radhaillahu ‘anhuma dalam (menafsirkan) firman Allah:


وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ

“Bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.”

Beliau (Ibnu Abbas) berkata: “Ayat ini adalah dispensasi untuk orang tua renta, baik laki-laki maupun wanita yang sudah tidak kuasa berpuasa, agar mereka berbuka, lalu memberi makan kepada orang miskin sebagai pengganti setiap harinya. Demikian juga bagi wanita hamil dan menyusui, Abu Dawud berkata, maksudnya jika mereka khawatir kepada anaknya, maka dia boleh berbuka (puasa)." (HR. Abu Daud, no. 1947, dishahihkan oleh Al-Albany dalam kitab Irwa'ul-Ghalil, 4/18, 25)

Silakan lihat Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah, 16/272.

Dari sini jelas bahwa jika wanita tersebut berpuasa dan akibatnya sangat membahayakan dirinya atau janinnya, maka dia harus berbuka. Dengan catatan, apabila dokter yang merekomendasikannya adalah dokter yang ucapannya terpercaya. Ini berkaitan dengan berbuka di bulan Ramadan. Adapun puasa Asyura (10 Muharam) bukan perkara wajib menurut ijma (konsensus ulama), ia hanyalah sunnah. Seorang wanita dilarang berpuasa sunnah jika suaminya ada, kecuali dia mengizinkan. Kalau dia melarang berpuasa, maka isterinya harus mentaatinya. Apalagi hal itu berkaitan dengan kebaikan janin.

Terkait dengan masalah keguguran, kalau kondisi realnya seperti apa yang anda sebutkan bahwa kegugurannya terjadi pada bulan ketiga dari usia kandungan, maka darah yang keluar bukan termasuk darah nifas, ia adalah darah istihadhah. Karena yang keluar hanyalah segumpal daging, belum berbentuk manusia. Karenanya, dia harus shalat dan berpuasa meskipun darahnya keluar. Akan tetapi dia harus berwudhu setiap kali hendak shalat. Maka, dia harus mengqadha puasa dari hari-hari yang dia berbuka dan shalat-shalat yang dia tinggalkan. Silahkan lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 10/218.

Mengenai qadha hari-hari yang terlewatkan, diharuskan bagi setiap orang yang mempunyai tanggungan hari-hari (tidak puasa) di bulan Ramadan, untuk mengqadanya sebelum Ramadan depan. Diperbolehkan baginya mengakhirkannya hingga bulan Sya’ban. Kalau sampai datang Ramadan berikutnya dia belum mengqadanya tanpa uzur, maka dia berdosa karenanya, dan dia harus tetap mengqada serta memberi makanan untuk setiap harinya kepada orang miskin. Sebagaimana hal itu difatwakan oleh para shahabat Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam. Ukuran makanan adalah setengah sha (satu kilo setengah) untuk setiap harinya dari makanan pokok negaranya. Diberikan kepada sejumlah orang miskin, meskipun cuma satu orang.

Kalau sekiranya ada uzur dalam mengakhirkannya karena sakit atau bepergian, maka dia cukup mengqadanya saja, tanpa memberikan makanan. Berdasarkan keumuman firman Allah Subhanahu: “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (QS. Al-Baqarah: 185) Wallahu Al-Muwaffiq. Fatawa Syekh Ibnu Baz, 15/340.
Syekh Muhammad Sholeh Al-Utsaimin

Download e-book Gratis berjudul MUSUH-MUSUH MANUSIA

https://app.box.com/s/sb8zdb4391g7wergm89s

Download e-book Gratis berjudul MUSUH-MUSUH MANUSIA oleh Al Ustadz Idral Harits
 
MUSUH-MUSUH MANUSIA

Ditulis Oleh: Al Ustadz Abu Muhammad Idral Harits

Dalam perjalanannya di dunia yang tidak ringan ini banyak musuh yang mengintai kelengahan seorang manusia, lebih-lebih seorang mukmin. Ada musuh yang tegak berdiri di hadapannya, merintangi langkahnya atau membelokkanya ke arah yang salah. Apakah dengan menghiasi berbagai kejelekan agar terlihat indah lalu manusia tertarik untuk mengerjakannya. Atau, sebaliknya, membuat yang baik seakan-akan sebuah keburukan yang harus dijauhi dan dimusuhi. Ada tiga musuh paling utama yang harus dihadapi setiap manusia, yaitu dunia yang ditempatinya, syaitan yang selalu menyertainya, dan hawa nafsu yang ada dalam dirinya selama dia masih hidup. Ketiga musuh inilah yang sering menyebabkan terperosoknya manusia ke dalam perbuatan melanggar larangan dan meninggalkan perintah Allah Subhanahu wa Ta‟ala. Kata Yahya bin Mu‟adz Ar Razi rahimahullahu,”Musuh manusia itu ada tiga; dunia, syaitan
dan nafsunya. Bentengilah diri dari dunia dengan zuhud terhadap dunia, dari syaitan dengan menyelisihi perintahnya, dan dari nafsu dengan meninggalkan syahwatnya.” Secara bahasa, musuh („aduw) adalah lawan dari teman, pelindung, penolong (waliy), dan bentuk jamak dari „aduw ialah a‟da`. Musuh-musuh yang dihadapi oleh manusia, ada segolongan yang kita diperintahkan untuk memusuhinya, bahkan memeranginya, di antaranya adalah seperti diisyaratkan dalam firman Allah Ta‟ala (An Nisa` 92):
“Maka jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang menjadi musuh bagi kamu….”

Ada pula golongan yang memusuhi mereka bukan sebagai tujuan utama (harus dimusuhi), tetapi kadang-kadang seseorang terpaksa harus menghadapi gangguan dari golongan ini, sebagaimana dalam firman Allah Ta‟ala (At Taghabun 14):
“Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu.”
Mereka (istri dan anak-anak) digolongkan sebagai musuh, karena mendorong seorang suami melakukan pelanggaran untuk memenuhi kepentingan istrinya. Atau menyebabkan seorang ayah bermaksiat demi menyenangkan anak-anaknya, hingga menjerumuskannya ke dalam kebinasaan abadi. Hanya karena permintaan istri yang ingin memiliki rumah dan perabotan mewah, kendaraan yang bagus, atau perhiasan yang mahal, seorang suami tergerak melakukan penipuan, pencurian, penggelapan, pengkhiatan, bahkan pembunuhan. Hanya karena memenuhi keinginan anak kesayangannya yang ingin tampil di hadapan teman sebayanya, sang ayah rela merampok dan membunuh. Itu baru di dunia, belum lagi di akhirat. Lebih buruk lagi, kalau dia sampai „harus‟ menjual manhajnya, merendahkan dirinya, dan
menghinakan ilmu yang dibawanya, hingga dia terlepas dari lingkup pergaulannya dengan ahlis sunnah. Bahkan ikut menyebarkan fitnah dan syubhat di kalangan ahlis sunnah serta orang-orang awam. Wal‟iyadzu billahi. Menurut istilah, al „aduw ialah siapa saja yang berusaha mencelakakan orang lain dan melawannya hingga menjerumuskan lawannya ke dalam kerugian. Bisa juga dikatakan bahwa musuh seseorang adalah siapa saja yang merasa senang melihat kesengsaraannya. 
 
 

Sadis, Cina Adakan Festival Penyiksaan dan Pembantaian Anjing

Tinggal dua hari lagi Yulin Dog Meat Eating Festival akan diadakan di propinsi GuangXi, Tiongkok. Melalui petisi di Change.org, lebih dari dua juta orang netizen di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, menentang dan mengecam festival tahunan yang akan membantai ribuan anjing untuk dimakan tersebut.

Petisi pada laman www.change.org/Yulin2015 itu dibuat oleh Komunitas “Raise Your Paw” mendesak Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) menghentikan festival yang akan dimulai 21 Juni 2015 itu.

Berikut kutipan petisinya:
“Tak terhitung banyaknya nyawa anjing dikorbankan untuk memenuhi tradisi brutal yang telah diizinkan bertahun-tahun. Ini saatnya untuk mengakhiri kisah mengerikan ini. Festival kejam ini melibatkan apa yang disebut sebagai menikmati “kelezatan” hotpot daging anjing, membunuh anjing dengan lebih dulu menggantung tubuhnya dan memadukannya dengan minuman beralkohol keras. Festival ini meningkatkan penculikan anjing liar dan hewan peliharaan dan juga meningkatkan penangkapan dan penyiksaan yang tak manusiawi. Ribuan anjing akan menderita, disembelih, dipukuli sampai mati, dikuliti hidup-hidup dan dimakan.”

“Walaupun pembantaian anjing di Festival Makan Daging Anjing ini berlangsung di Tiongkok, tapi hal yang sama juga terjadi di Indonesia dan di banyak negara Asia. Setiap hari, orang membunuh anjing secara brutal untuk dimakan,” kata Davina Veronica, aktivis Garda Satwa Indonesia yang juga mengkampanyekan stop konsumsi daging anjing. “Kita harus hentikan ritual yang keji ini dan menjadikan aktivitas ini ilegal. Anjing-anjing malang ini tak pantas diperlakukan secara kejam seperti itu,” ujar Davina.
http://pribuminews.com/19/06/2015/mengerikan-cina-adakan-festival-penyiksaan-dan-pembantaian-anjing/

 
 
 
 

Anak Antara Harapan dan Ujian

ASYBOOK - Sebagai insan beriman, selaiknya untuk tiada henti-henti menabur rasa syukur dalam hidupnya. Syukur, atas beragam nikmat dan karunia yang telah Allah l limpahkan kepadanya. Betapa banyak curahan nikmat dan karunia yang direguk, tiadalah diri mampu untuk membilangnya. Ini telah Allah l tegaskan dalam firman-Nya:

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An-Nahl: 18)

Bagi insan beriman yang pandai mensyukuri nikmat, tentulah Allah l kelak menambah kenikmatan itu. Ini sebagaimana telah Allah l nyatakan:

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.” (Ibrahim: 7)

Juga, bagi insan beriman yang secara cerdas menyikapi kucuran beragam nikmat Allah l, dirinya kelak memperoleh keberuntungan, kesuksesan, dan kemenangan. Firman-Nya:

“Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (Al-A’raf: 69)
Satu dari beragam nikmat yang telah Allah l karuniakan kepada hamba-hamba-Nya adalah anak. Firman-Nya:

“Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rizki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?” (An-Nahl: 72)

Firman-Nya:

“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki, Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa yang dikehendaki-Nya), dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Asy-Syura: 49-50)

Demikianlah, Allah l tentukan segala sesuatu atas manusia. Termasuk dalam pemberian anak. Maka, segala nikmat yang ada pada manusia, semuanya dari Allah l. Allah l berfirman:

“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya).” (An-Nahl: 53)

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah t membagi nikmat ke dalam dua bagian.

Pertama, an-ni’mah al-muthlaqah. Yaitu kenikmatan yang bisa mengantarkan kepada kebahagiaan abadi. Seperti nikmat dalam berislam dan mengikuti As-Sunnah. Allah l telah memerintahkan untuk memohon meraup nikmat ini. Memohon agar mendapat hidayah untuk menempuh jalan orang-orang yang meraih nikmat ini:

“Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisa`: 69)

Kedua, an-ni’mah al-muqayyadah. Yaitu kenikmatan yang digambarkan seperti nikmat memperoleh kesehatan, kekayaan, kekuatan jasad, kedudukan, banyak anak dan memiliki para istri yang baik, serta nikmat-nikmat yang sejenis. Kenikmatan semacam ini diberikan kepada orang yang berbuat kebaikan, juga kepada orang yang berbuat kemaksiatan, mukmin maupun kafir. Kenikmatan seperti di atas, bila diberikan kepada orang kafir, merupakan bentuk istidraj (dalam bahasa Jawa: dilulu) dengan kenikmatan itu, mengarahkan dirinya kepada azab, petaka. Hakikatnya dia tidak memperoleh nikmat, tapi sesungguhnya dirinya memperoleh bala (sesuatu yang bisa menyusahkan). Firman-Nya:

“Adapun manusia apabila Rabbnya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: ‘Rabbku telah memuliakanku’. Adapun bila Rabbnya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: ‘Rabbku menghinakanku’.” (Al-Fajr: 15-16) [Ijtima’ Al-Juyusy Al-Islamiyyah, hal. 33]

Kata Ibnu Katsir t bahwa firman Allah l (dalam ayat di atas) sebagai bentuk pengingkaran terhadap orang yang berkeyakinan apabila Allah l meluaskan rizkinya berarti dirinya mendapat kemuliaan. Padahal tidak demikian. Bahkan hal itu merupakan bentuk bala dan ujian. Sebagaimana Allah l firmankan:

“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar.” (Al-Mu`minun: 55-56)
Demikian pula sebaliknya, apabila mengalami bala, ujian dan kesempitan rizki, dirinya berkeyakinan bahwa Allah l menghinakannya. Firman Allah l: كَلاَّ (Sekali-kali tidak demikian). Permasalahannya tidaklah seperti yang dia yakini. Tidak seperti ini dan tidak seperti yang ini pula. Karena sesungguhnya Allah l memberikan harta kepada siapa yang Dia suka dan yang tidak Dia suka. Menyempitkan harta kepada yang Dia suka dan yang tidak Dia suka. Sesungguhnya titik pijak dari itu semua adalah ketaatan terhadap Allah l dalam (menyikapi) dua keadaan: apabila dia sebagai orang yang berkecukupan (kaya), hendaknya dia bersyukur kepada Allah l atas yang demikian ini. Apabila dia fakir, hendaknya menyikapinya dengan sabar.” (‘Umdatut Tafsir ‘an Al-Hafizh Ibni Katsir, Asy-Syaikh Ahmad Syakir t, 3/683)

Karenanya, seseorang yang telah dikaruniai anak hendaknya menjaga anak tersebut agar tidak menghadirkan bala dan malapetaka. Kehadirannya tidak menjadi fitnah (ujian) yang menyeret orangtuanya kepada sesuatu yang dimurkai Allah l. Untuk itu, Allah l telah mengingatkan bahwa harta dan anak adalah fitnah (ujian).

“Sesungguhnya harta dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (At-Taghabun: 15)
Maksud ayat ini, harta dan anak adalah bala (sesuatu yang bisa menyusahkan), ujian dan cobaan yang membawamu ke arah perbuatan yang haram dan menghalangi dari hak Allah l. Maka, janganlah menaati mereka dalam bermaksiat kepada Allah l. (Fathul Qadir, Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy-Syaukani, 5/317)

Allah l telah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga diri, istri dan anak-anaknya dari api neraka. Membimbing dan mengarahkan mereka untuk menetapi apa yang telah disyariatkan Allah l. Ini merupakan bagian dari kewajiban memberikan pendidikan terhadap anak. Allah l berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)

Dari Abdullah bin ‘Umar c, sesungguhnya Rasulullah n bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُمْ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْؤُولَةٌ عَنْهُمْ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلىَ مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْؤُولٌ عَنْهُ، أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ


“Setiap diri kamu adalah pemimpin, maka dia bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Seorang amir (penguasa) yang membawahi rakyatnya adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab terhadap mereka. Seorang suami adalah pemimpin atas penghuni rumahnya (keluarga) dan dia bertanggung jawab terhadap mereka. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak-anaknya, dan dia bertanggung jawab terhadap mereka. Seorang budak adalah pemimpin atas harta majikannya dan dia bertanggung jawab terhadapnya. Ingatlah, tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)

Islam mendorong setiap pemeluknya, dalam hal ini para orangtua, untuk memenuhi kewajibannya dalam mendidik anak. Islam tak menghendaki kehidupan generasi ke depan diliputi keterpurukan akidah, melemahnya iman, dan ketiadaan paham terhadap syariat. Sesungguhnya seorang yang beriman yang memiliki kekokohan iman tentu lebih baik dan lebih dicintai Allah l daripada yang lemah. Abu Hurairah z mengungkapkan bahwa Rasulullah n pernah bersabda:

الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ


“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim no. 2664)

Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin t, yang dimaksud ‘mukmin yang kuat’ yakni (kuat) dalam keimanannya. Bukan kuat dari aspek fisik (tubuh). Karena, kekuatan tubuh seseorang bisa mendukung pada sesuatu yang berbahaya bila kekuatan itu digunakan untuk maksiat kepada Allah l. Kekuatan tubuh sendiri, secara zat, tidaklah dikategorikan sebagai satu hal yang terpuji atau tercela. Bila seseorang menggunakannya untuk sesuatu yang bermanfaat di dunia dan akhirat, maka jadilah kekuatan tubuh itu sebagai suatu yang terpuji. Adapun bila difungsikan guna membantu dalam kemaksiatan kepada Allah l, maka kekuatan tubuh itu menjadi satu hal tercela. Maka, kekuatan yang dimaksud dalam sabda Rasulullah n di muka: الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ bermakna قَوِيُّ الْإِيْمَانِ (kuat iman). Sebab kata الْقَوِيُّ kembali kepada sifat yang mendahuluinya yaitu kata al-iman. Seperti perkataan الرَّجُلُ الْقَوِيُّ (laki-laki yang kuat), artinya laki-laki itu perkasa (jantan). Begitu juga dengan kalimat الْمَؤْمِنُ الْقَوِيُّ yaitu kuat dalam masalah keimanannya. Sesungguhnya seorang mukmin yang kuat, kokoh, tangguh keimanannya akan mengarahkannya untuk menegakkan kewajiban yang telah Allah l embankan pada dirinya. Pun dirinya akan menambah dengan amalan-amalan nawafil (sunnah), dengan kehendak Allah l tentunya. Sedangkan bila diliputi dengan lemah iman, kelemahan imannya tak akan menghasung dirinya untuk mengerjakan hal-hal yang wajib serta meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan. (Syarhu Riyadhish Shalihin, 1/318)

Tak bisa diabaikan peran strategis orangtua dalam mencelup sosok anak menjadi insan beriman. Memiliki fitrah bertauhid yang tetap terjaga. Tidak terjerembab, jatuh dalam beragam penyimpangan. Sebagaimana dimaklumi, anak yang lahir ke alam fana ini telah memiliki fitrah mentauhidkan Allah l. Dia diciptakan dalam keadaan di atas tauhid. Allah l berfirman yang artinya:

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Rum: 30)


“Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Rabbmu?’ Mereka menjawab: ‘Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.’ (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Allah)’.” (Al-A’raf: 172)

Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah mengungkapkan bahwa penetapan tentang rububiyah Allah l dan mengarahkan anak kepadanya merupakan perkara yang bersifat fitrah. Adapun kesyirikan merupakan sesuatu yang baru (ada setelah anak berinteraksi dengan lingkungan atau terpengaruh pendidikan, pen.). Sungguh Nabi n telah bersabda:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan di atas fitrah. Maka, kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari no. 1384, dan Muslim no. 2658, dari hadits Abu Hurairah z)

Lebih lanjut, Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah menyatakan bahwa lantaran pendidikan yang menyimpang dan lingkungan yang menyeleweng, terjadilah perubahan arah (dalam penetapan tauhid) pada diri anak. Dari sanalah anak melakukan bentuk taklid (melakukan proses imitasi/ meniru) pada orangtua mereka dalam kesesatan dan penyelewengan. (‘Aqidatu At-Tauhid, hal. 28)

Faktor bi`ah (lingkungan, termasuk di antaranya lingkungan keluarga) memiliki pengaruh yang besar terhadap tumbuh kembang anak. Keluarga yang harmonis, sehat dan senantiasa mendapat siraman nilai-nilai syariat, akan memberi pengaruh positif yang luar biasa terhadap pendidikan anak. Sebaliknya, keluarga yang buruk umumnya memberi pengaruh yang buruk pula pada pendidikan anak. Maka, peran orang tua memberikan kontribusi yang besar bagi pendidikan anak. Sebab, bila sebuah keluarga baik, maka kebaikan itu akan memberi pengaruh kepada anak. Biidznillah, dengan izin Allah l.

Karenanya, keshalihan dan amal shalih orangtua sangat besar pengaruhnya dalam membentuk sosok kepribadian anak yang shalih. Sebaliknya, kehampaan dari amal shalih dan perilaku buruk dari orangtua justru bisa menghancurkan pendidikan anak. Bahkan tak hanya itu. Keadaan orangtua yang semacam ini bisa mendatangkan murka Allah l. Menjauhkan berkah dari-Nya. Memupus sakinah (ketenangan) di dalam rumah. Maka, sikap shalih dan giat beramal shalih dari orangtua merupakan suluh yang memercikkan seberkas cahaya bagi pendidikan anak. Betapa tidak. Bukankah orangtua yang senantiasa membaca Al-Qur`an, membaca surat Al-Baqarah, al-mu’awwidzat dan lainnya, bisa mendatangkan sakinah, rahmah dan menjadikan para setan lari?

Dari Abu Hurairah z, Rasulullah n bersabda:

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ

“Dan tidaklah berkumpul satu kaum di salah satu dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah (Al-Qur`an) dan mempelajarinya di antara mereka, kecuali akan turun atas mereka sakinah, tercurah atas mereka rahmah, para malaikat pun mengelilingi mereka dan Allah menyebut-nyebut mereka pada siapa yang di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)

Juga berdasar hadits dari Abu Hurairah z, sesungguhnya Rasulullah n bersabda:

لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيْهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ

“Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah.” (HR. Muslim no. 780)

Sungguh, tiada mampu terperikan bila Al-Qur`an ditinggalkan. Orangtua pun lalai dari zikir (mengingat) Allah l. Rumah dipenuhi dengan suara hiruk pikuk tetabuhan musik, dendang nasyid nan memabukkan jiwa, dan tembang lagu yang membangkitkan syahwat. Apatah lagi yang bisa diharapkan dari rumah yang sarat racun yang mematikan qalbu. Dahsyat! Ini merupakan upaya sistematis dari kalangan setan untuk memalingkan anak sehingga ternodai fitrahnya. Allah l berfirman:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al-An’am: 112)

Maka, tatkala rumah hampa dari zikir, di situlah setan bercokol. Setan mengembuskan pertikaian, permusuhan, dendam kesumat, ketidakharmonisan, kegalauan, dan sekian banyak keburukan lainnya. Tak ada berkah dan sakinah. Bagaimanakah anak akan bisa tumbuh manis dalam suasana rumah seperti ini? Nas`alullah al-’afiyah.

Sekali lagi, keshalihan dan amal shalih orangtua sangat memberi pengaruh bagi anak. Telisiklah, bagaimana kisah Musa dan Khidhir e kala tiba di tengah penduduk suatu negeri. Mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tak mau menjamu keduanya. Lantas, keduanya mendapati dinding rumah yang nyaris roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Musa pun berkata kepada Khidhir:

“Musa berkata: ‘Kalau engkau mau, niscaya engkau mengambil upah untuk itu’.” (Al-Kahfi: 77)

Perihal peristiwa ini, Khidhir pun memberitahu kepada Musa:

“Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedangkan ayah keduanya adalah seorang yang shalih. Maka Rabbmu menghendaki supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Rabbmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.” (Al-Kahfi: 82)

Menurut Ibnu Katsir t, bunyi ayat:

“Ayah keduanya adalah seorang shalih.”

merupakan dalil bahwa seorang yang shalih akan dijaga keturunan-keturunannya, termasuk keberkahan ibadahnya bagi anak-anaknya di dunia dan akhirat dengan syafaatnya kepada mereka. (Tafsir Al-Qur`anil ‘Azhim, 1/121)

Hal yang sama diungkapkan pula oleh Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di t, bahwa sungguh (bagi) hamba yang shalih, Allah l akan menjaganya dan menjaga anak-anaknya. (Taisir Al-Karimirrahman, hal. 521)

Ini merupakan berkah dari keshalihan orangtua, hingga Allah l memelihara dan merahmati anak-anaknya.

“Maka Rabbmu menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Rabbmu.” (Al-Kahfi: 82)

Sebagai orangtua atau pendidik dituntut untuk senantiasa mengarahkan dan membimbing anak. Segenap upaya dikerahkan agar memperoleh hasil pendidikan yang optimal. Tak semata kemampuan intelektual yang ingin dicapai, seperti banyaknya menyerap hafalan, ilmu dan lain-lain. Namun, ingin dicapai pula pembentukan kepribadian yang tersinari nilai-nilai akhlak Islami, akidah yang murni dan ibadah yang baik. Keadaan semacam ini adalah sesuatu yang idealis dan menjadi harapan semua pihak. Tapi pada kenyataannya, sebagai orangtua atau pendidik dihadapkan pada satu kasus yang di luar keinginan dan harapannya. Anak yang dicitakan mampu menyerap dan mengamalkan nilai-nilai Islam ternyata memendam sejumput masalah. Perilakunya senantiasa mengundang masalah. Ada saja ulahnya yang tiada terpuji.

Bagi orangtua atau pendidik, selain harus tetap berupaya membimbing, mengarahkan dengan berbagai nasihat, juga tidak lupa untuk selalu memanjatkan doa kepada Allah l. Sebagai orangtua atau pendidik harus meyakini sepenuhnya bahwa yang memberi hidayah adalah Allah l. Allah l berfirman:

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (Al-A’raf: 178)

“Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.” (Fathir: 8)
Hadits dari Sa’id bin Al-Musayyab, dari ayahnya, yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, mengungkapkan betapa Rasulullah n tak memiliki daya untuk memberikan hidayah taufiq kepada paman beliau, Abu Thalib. Sehingga pamannya mati dalam kekafiran. Maka turunlah ayat:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (Al-Qashash: 56)
Kisah ini bisa dilihat dalam Shahih Al-Bukhari, hadits no. 4772.
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan hafizhahullah memerinci masalah hidayah menjadi dua macam. Pertama, al-huda (petunjuk) dengan makna ad-dalalah (tuntunan) dan al-bayan (penjelasan). Allah l berfirman:
“Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai kebutaan (kesesatan) dari petunjuk itu.” (Fushshilat: 17)
Kedua, al-huda (petunjuk) dengan makna at-taufiq dan al-ilham. Inilah yang tidak ada pada diri Rasulullah n, dan tidak ada kekuasaan pada beliau n (untuk memberi hidayah) kecuali (hidayah ini dari) Allah l. Sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (Al-Qashash: 56) [Syarh Al-’Aqidah Al-Wasithiyyah, hal. 8-9)
Dengan memahami dan meyakini masalah hidayah ini, setidaknya bisa melecut diri untuk senantiasa bersabar dalam menunaikan kewajiban mendidik anak. Allah l berfirman:
“Maka bersabarlah, sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Hud: 49)
Pendidik (orangtua) harus tetap gigih mengarahkan, membimbing, menuntun dan memberi keteladanan pada anak. Mudah-mudahan dengan segenap upaya ini Allah l memberi hidayah dan taufiknya kepada anak. Semoga. Wallahu a’lam.
 





auto::pagerank'